lazada

" Terpaksa " Kaya

21.35
Mungkin anda pernah membaca kisah berikut ini
“Kalaulah anak Adam lari dari rezekinya (untuk menjalankan perintah Allah) sebagaimana ia lari dari kematian, niscaya rezekinya akan mengejarnya sebagaimana kematian itu akan mengejarnya.” ( HR Ibnu Hibban No. 1084)
.
*Miskin kaya sudah ada yang atur*
Jika tiba-tiba kondisi ekonomi "down", saya selalu terhibur mengingat kisah bisnis Abdurrahman bin Auf, tentang investasinya membeli kurma busuk.
.
Suatu ketika Rasulullah Shallallahu' Alaihi Wasallam berkata, Abdurrahman bin Auf RadhiyaAllahu Anhu akan masuk surga terakhir karena terlalu kaya.
.
*Ini karena orang yang paling kaya akan dihisab paling lama. Karena pertanggungjawaban setiap hartanya.*
Maka mendengar ini, Abdul Rahman bin Auf r.a pun berfikir keras, bagaimana agar bisa kembali menjadi miskin supaya dapat masuk syurga lebih awal.
.
Setelah Perang Tabuk, kurma di Madinah yang ditinggalkan sahabat menjadi busuk. Lalu harganya jatuh. 
Abdurrahman bin Auf r.a pun menjual semua hartanya, kemudian memborong semua kurma busuk milik para sahabat tadi dengan harga kurma bagus.
.
Semuanya bersyukur..Alhamdulillah..kurma yang dikhawatirkan tidak laku, tiba-tiba laku keras! Diborong semuanya oleh Abdurrahman bin Auf.
.
Sahabat gembira. 
Abdurrahman bin Auf r.a pun gembira.
Semua happy!
Sahabat lain gembira sebab semua dagangannya laku.
Abdurrahman bin Auf r.a gembira juga sebab...berharap
jatuh miskin!
.
MasyaAllah..hebat.
Coba kalau kita? 
Usaha goyang dikit, udah teriak tak tentu arah.
Abdurrahman bin Auf r.a merasa sangat lega, sebab tahu akan bakal masuk surga dulu, sebab sudah miskin.
.
Namun.. Subhanallah..Rencana Allah itu memang terbaik..
Tiba-tiba, datang utusan dari Yaman membawa berita, Raja Yaman mencari kurma busuk.
Rupa-rupanya, di Yaman sedang berjangkit wabah penyakit menular, dan obat yang bisa menyembuhkannya adalah KURMA BUSUK !
.
Utusan Raja Yaman berniat memborong semua kurma Abdurrahman bin Auf r.a. dengan harga 10 kali lipat dari harga kurma biasa.
.
Allahuakbar..Orang lain berusaha keras jadi kaya. Sebaliknya, Abdurrahman bin Auf berusaha keras jadi miskin tapi selalu gagal. Benarlah firman Allah:
"Wahai manusia, di langit ada rezki bagi kalian. Juga semua karunia yang dijanjikan pada kalian " (Qs. Adz Dzariat, 22 )
Jadi..yang banyak memberi rezeki itu datangnya dari kurma yang bagus atau kurma yang busuk?
.
ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala lah yang Memberi Rezeki.
Ibroh dari kisah ini sangat spesial buat kita, sebab ini membuat kita harus YAKIN bahwa rezeki itu totally dari Allah. 
Bukan hanya karena usaha kita itu sudah cukup bagus atau produk kita yang terbaik yang akan memberi kita omzet yang banyak.
.
Kadang-kadang, KEYAKINAN dalam hati kita itu yang belum cukup kuat dan bulat...
.

Inti kisah diatas bukan berarti Allah akan menurunkan rezekinya tanpa anda berikhtiar, Abdurrahman bin Auf r.a juga "terpaksa"  membeli dulu kurma busuk tersebut karena keinginannya supaya hartanya berkurang karena takut hisab Allah.

Semoga kisah ini dapat menyuntik kembali semangat dalam diri kita semua, yang sedang diuji dalam pekerjaan dan usaha kita.


.

Waktu Mustajab Untuk berdoa (ba'da ashar adalah waktu yang mustajab dihari jum'at)

21.28

Dari Abu Said al-Khudri dan Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ فِي الْجُمُعَةِ سَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ فِيهَا خَيْرًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَهِيَ بَعْدَ الْعَصْرِ
_"Sesungguhnyandii hari Jumat itu terdapat suatu waktu, dimana jika ada seorang hamba muslim yang memanjatkan doa kepada Allah bertepatan dengan waktu tersebut, Allah akan memberi apa yang dia minta. Waktu itu adalah setelah asar."_ (HR. Ahmad dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Dan dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَوْمُ الْجُمُعَةِ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً ، لَا يُوجَدُ فِيهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ شَيْئًا إِلَّا آتَاهُ إِيَّاهُ فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ
_"Pada hari jumat ada 12 waktu, (Diantaranya) ada satu waktu, apabila seorang muslim memohon kepada Allah di waktu itu, niscaya Allah akan kabulkan permohonannya. Carilah waktu itu di penghujung hari setelah asar."_ (HR. Abu Daud dan Nasai, dishahihkan al-Albani).

Yuk kita manfaatkan waktu yang mustajab ini dengan berdoa kepada Allah, memohon apa yang menjadi hajat kita masing masing, semoga Allah Ta'ala mengabulkannya.


Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

يَوْمُ الْجُمُعَةِ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً، لاَ يُوجَدُ فِيهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ شَيْئًا إِلاَّ آتَاهُ إِيَّاهُ، فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ
“Hari Jum’at itu dua belas saat, tidak ada seorang muslim pun yang memohon sesuatu kepada Allah (pada salah satu saat) kecuali Allah akan mengabulkan permohonannya, maka carilah (waktu pengabulan itu) di akhir saat setelah Ashar.”  [HR. An-Nasaai dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu’anhuma, Shahihut Targhib: 703

At-Tirmidzi rahimahullah berkata,

ورأى بعض أهل العلم من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم وغيرهم أن الساعة التي ترجى بعد العصر إلى أن تغرب الشمس
“Dan sebagian ulama, baik dari kalangan sahabat Nabi shallallahu’alaihi wa sallam maupun selain mereka berpendapat bahwa waktu yang diharapkan terkabulnya doa tersebut adalah ba’da Ashar sampai matahari terbenam.” [Shahihut Targhib, 1/171]

Penjelasan:
1) Zhahir, yang nampak jelas bahwa makna hadits ini mutlak (umum), berdoa setelah Ashar sampai Maghrib dapat dilakukan kapan dan di mana saja.
2) Apabila dilakukan setelah sholat Ashar sambil menunggu sholat Maghrib di masjid maka ini lebih besar peluang dikabulkannya, karena orang yang menunggu sholat sama dengan orang yang sedang sholat.
3) Apabila sakit maka boleh dilakukan di rumah, lebih baik dilakukan di tempat ia melakukan sholat Ashar sambil menunggu Maghrib.
4) Seorang wanita juga dianjurkan untuk menunggu sholat Maghrib di tempat ia sholat Ashar di rumah seraya berdoa kepada Allah ta’ala.
5) Datang ke masjid lebih awal sebelum sholat Maghrib dengan maksud untuk berdoa setelah melakukan sholat tahiyyatul masjid.
[Disarikan dari Majmu’ Fatawa Asy-Syaikh Ibni Baz rahimahullah, 30/270-271]

About Us

Recent

Random